Realism merupakan perspektif yang
memandang sisi negatif dari sifat
alamiah manusia yaitu sifat ingin mendominasi. Negara dalam hal ini menjadi
objek vital dalam pendekatan realism dengan anggapan bahwa state actor itu
selalu ingin mendominasi yang lain. Dari negara itulah memunculkan anggapan realism terhadap dunia
internasional bahwa dunia internasional bersifat anarki dikarenakan sifat ingin
mendominasi yang lain. Sedangkan aktor lainnya selain negara hanya bersifat
sekunder dimana peran politik global sesungguhnya menurut Realism adalah
negara
Dari pandangan realism terhadap
dunia global itulah maka dalam mencapai national interestnya yakni dengan jalan
struggle for power serta balancing power serta sangat memperhatikan kekuatan
pertahanan negaranya sendiri agar tidak dapat didominasi oleh negara lain. Jika
ada negara lain yang lebih kuat powernya maka negara yang realis akan berusaha
maksimal agar negaranya sendiri dapat menyeimbangkan powernya terhadap negara
yang lebih kuat powernya tadi, bahkan berusaha maksimal agar menjadi negara
yang lebih kuat powernya. Hal inilah yang menyebabkan dunia internasional
akhirnya banyak diwarnai perlombaan senjata, perang, pemerintahan otoriter yang
hal itu semua mengganggu ketertiban dunia khususnya kenyamanan kelangsungan hidup
manusia.
Realism yang selalu memandang
dunia global ini anarki dan selalu berusaha mempunyai power setinggi mungkin
menganggap negara lain adalah musuh yang harus diwaspadai dalam dunia global
yang anarki yang selalu ingin mendominasi. Hal ini tidak dapat menjelaskan
secara memuaskan terhadap pertanyaan “mengapa Amerika Serikat menentang dengan
keras program nuklir Iran sedangkan di sisi lain membiarkan (agar kelihatan
tidak mendukung sepenuhnya) terhadap program nuklir Israel, India dan
Pakistan?”. Jawaban pertanyaan itu dapat didasarkan adanya pertemanan atau
aliansi Amerika Serikat dengan Israel, India dan Pakistan. Hal itulah yang
mematahkan asumsi realis bahwa manusia atau negara juga dapat harmonis dalam
bentuk kerjasama serta pertemanan (aliansi). Atas dasar itulah maka realis
dalam dunia internasional saat ini sudah tidak relevan lagi. Apalagi dengan
adanya trend politik internasional berpola demokrasi yang mengacu pada
perdamaian dan kebebasan dimana demokrasi ini merupakan tool dari Liberalism.
Jadi Realism pada saat ini terpatahkan oleh Liberalism. Kesimpulannya Realism
tidak relevan pada saat ini dalam dunia internasional.
0 comments:
Posting Komentar